Sesaat setelah Tomy Satria memotong tumpeng dan kue ulang tahun yang diiringi teput tangan warga, anak bungsu dari tiga bersaudara itu mengambil pengeras suara dan membaca puisinya. Suasana tiba-tiba hening.
Puisi Dinda, sapaan akrabnya menghipnotis warga Ujungloe, sontak air mata haru bahagia sejumlah warga jatuh. Ada suasana bahagia dan haru pada moment itu, terlebih saat adinda tak kuasa meneteskan air mata di pelukan sang ayah.
Suaranya yang tersendak-sendak makin mengantarkan suasana makin hening. Ulang tahun Tomy Satria sebenarnya jatuh pada tanggal 14 Juli, namun warga tetap antusias memberikan kejutan pada kegiatan silatirahmi tadi.
Setelah membaca puisi, warga perlahan membuat suasana kembali riang gembira dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun dari Jamrud Band.
Berikut puisi lengkap Dinda untuk sang ayah Tomy Satria berdasarkan rekaman redaksi:
Matahari telah menyapa pagi
Engkau jadikan hari mu, hari untuk pengabdian. Pengabdian mencari rezki, pengabdian untuk mencari keberkahan, pengabdian untuk kami.
Mataharipun tenggelam, engkau kadang belum pulang sampai larut malam
Kami tau, engkau pasti sangat kelelahan dan tertekan.
Namun dibalik itu, kau ajarkan kami arti perjuangan tanpa pengeluhan, kau ajarkan kami arti pengorbanan tanpa penyesalan.
Ayah, mungkin tanpa mu kami tak tau arti kesuksesan.
Mungkin tanpa mu kami tidak bisa berdiri disini.
Ditengah impian - impian besar
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan.
Ayah, terima kasih untuk semua cinta dan kasih sayang. Untuk segala yang telah kau berikan Dari ketulusan hati kami Untukmu Ayah tersayang.(*)