SULSELLIMA.Com | Aktual - Objektif - Berimbang Opini, Pahlawan dan Pemuda Era Milenial - SULSELLIMA.COM

Opini, Pahlawan dan Pemuda Era Milenial

M. Rusdi, M.Pd. Dosen Ilmu Pendidikan Sosiologi -Universitas Iqra Buru
SULSELLIMA.COM - Pahlawan dalam bahasa Inggris disebut “hero” yang berarti suatu sosok manusia  yang legendaris dalam mitologi yang dikaruniai kekuatan yang luar biasa, keberanian, kemampuan dan diakui sebagai keturunan dewa. Dalam cerita perwayangan tentang tokoh yang dikenal dengan nama Arjuna dari Pandawa dan dinilai sebagai pahlawan yang membela kebenaran dari kebatilan.


Pahlawan, juga sering dikaitkan  dengan suatu keberhasilan atau prestasi gemilang pada bidang kemiliteran. Namun pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang memiliki jiwa sosial tinggi, berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa atau umat manusia tanpa mengenal kata menyerah. Sehingga timbul kerelaan untuk berkorban dengan dilandasi sikap tanpa pamrih.

Seseorang yang dengan sepenuh hati mencintai negaranya, maka dengan suka rela ia juga akan berkorban demi kelestarian dan kemajuan negaranya, sehingga ia bisa disebut juga sebagai patriot. Tipologi pahlawan pun cukup banyak, secara spesifik ditentukan oleh kontribusi atau prestasi yang disumbangkannya, misal; pahlawan kemanusiaan, pahlawan nasional, pahlawan pejuang kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan kesiangan, dll.

Pemaknaan pahlawan menurut pemuda di era kemerdekaan, dengan pemuda era milenial memiliki perbedaan penafsiran. Hal ini dipicu karena adanya perbedaan era atau konteks lingkungan yang dialami sehingga melahirkan suatu persepsi atau definisi tersendiri bagi mereka terkait tentang kepahlawanan. 

Pemuda milenial bisa jadi mereka mempunyai pahlawannya tersendiri yang tidak mereka peroleh dari hafalan-hafalan buku sejarah yang diajarkan di sekolah. Pelajaran sejarah hanya berhenti pada glorifikasi masa lalu yang tidak relevan dengan konteks sekarang. Sehingga bukan sesuatu yang baru ketika pemuda milenial memiliki kecenderungan untuk lebih mengenal dan mengetahui biografi tokoh-tokoh fiksi superhero dalam film daripada biografi pahlawan kemerdekaan.

Penafsiran pemuda milenial tentang pahlawan seharusnya diajarkan dalam buku pelajaran sejarah bahwa pahlawan tidak mesti harus tokoh perjuang kemerdekaan. Namun, pahlawan bisa berasal dari kalangan individu yang memberikan kontribusi positif terhadap kemanusiaan, lingkungan hidup, pendidikan dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Dan merupakan sesuatu yang unik ketika pahlawan kemerdekaan yang mendapat kedudukan tertinggi sebagai pahlawan yang tercatat dalam buku sejarah. Tapi justru tidak tercermin ketika ditanyakan pada kaum muda terkait tentang nilai-nilai kepahlawanan yang mereka pahami.

Agenda dalam memajukan kesejahteraan umum di segala bidang adalah salah satu tujuan kemerdekaan, seharusnya hal ini dinarasikan dalam buku sejarah ketika membicarakan nilai-nilai kepahlawanan. Karena pada dasarnya pemuda milenial, mereka tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial budaya digital yang terkoneksi langsung secara global, serta yang demikian mereka jadikan sebagai sumber informasi dalam memberikan persepsi terhadap segala sesuatu di kehidupan nyata. 

Kehidupan dunia yang relatif dan tantangan yang dihadapi pemuda milenial telah membentuk suatu persepsi milenial tentang kepahlawanan. Sehingga, figur kepahlawanan di masa lalu, belum tentu terkoneksi dengan tantangan generasi milenial saat ini, karena diangap kurang relevan dengan zamannya. Sedangkan bagi generasi milenial, pahlawan harus relevan dengan tantangan zaman di era sekarang.

Masalah yang dihadapi sekarang adalah terkait tentang bagaimana cara menciptakan pemuda milenial yang optimis dan cakap dalam menghadapi dinamika zaman, akan tetapi juga tetap relevan dengan konteks sekaran tanpa melupakan nilai-nilai kepahlawanan yang telah ada sebelumnya. Dengan adanya akomodasi konsep pemuda milenial mengenai pahlawan sesuai dengan eranya, maka konsep pahlawan tidak hanya menjadi sejarah masa lalu. Namun, pahlawan juga bisa berada dan hidup di era sekarang untuk memberikan kontribusi terbaiknya kepada Indonesia.

Saat ini kita memasuki era society 5.0, dan bangsa Indonesia membutuhkan banyak pahlawan. Sehingga sudah menjadi amanah bersama untuk menjadi dan menciptakan serta melahirkan pahlawan-pahlawan baru  yang relevan dengan konteks sekarang tanpa melupakan nilai-nilai kepahlawanan yang ditinggalkan oleh para pejuang kemerdekaan.

Para pemimpin di seluruh negeri, idealnya juga memberikan contoh terkait nilai-nilai kepahlawanan yang di tinggalkan oleh pejuang kemerdekaan, yang rela memberikan pengorbanan atas kepentingan sosial dan bukan untuk kepentingan individu semata. Karena sebagian pemimpin terlalu sibuk dengan agenda memperkaya diri dengan menyalahgunakan kewenangan jabatan dan sibuk mempromosikan diri lewat pencitraan di media sosial. 

Hari pahlawan 10 November 2022 ini, idealnya para pemimpin berhenti berbicara mengenai kepentingan diri pribadi dan mencari popularitas. Seharusnya yang menjadi topik, adalah bagaimana membangun negeri dan kontribusi apa yang harus diberikan. Karena pemimpin adalah figur yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan perilaku pemuda milenial. Dengan harapan bangsa ini bisa progres dan membenahi ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain.

Penulis : M. Rusdi, M.Pd. (Dosen Ilmu Pendidikan Sosiologi -Universitas Iqra Buru)

Tags :

bm
Redaksi by: SULSELLIMA

Pemasangan Iklan/ Kerjasama/ Penawaran Event; Proposal dapat dikirim ke Email : sulsellima@gmail.com