BULUKUMBA, SULSELLIMA.COM - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan tajam setelah ditemukan ratusan paket nasi goreng dalam kondisi diduga basi yang dibagikan kepada siswa di sejumlah sekolah. Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bulukumba, Syaibatul Hamdi, menanggapi keras kejadian tersebut dan menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Ini bukan kali pertama. Dulu sempat viral soal telur busuk, sekarang muncul lagi nasi basi. Ini menunjukkan ada yang keliru dalam sistem distribusi MBG oleh SPPG,” tegas Hamdi kepada awak media.
Hamdi menilai, kasus berulang ini mengindikasikan lemahnya pengawasan dan kontrol mutu dalam pelaksanaan program yang seharusnya mendukung peningkatan gizi anak sekolah. Ia mengingatkan bahwa ini bukan sekadar persoalan teknis, tetapi menyangkut keselamatan dan kesehatan peserta didik.
“Anak-anak adalah konsumen utama. Mereka seharusnya menerima makanan bergizi dengan jaminan mutu dan keamanan. Jika ini terus terjadi, bukan hanya mencederai semangat program, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
PMII Bulukumba mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera turun tangan mengevaluasi total pelaksanaan MBG di daerah, termasuk menelusuri sistem penyimpanan, logistik, dan pihak penyedia makanan.
Lebih jauh, Hamdi menyampaikan keprihatinannya terhadap sikap pemerintah daerah yang dinilainya belum menunjukkan tindakan korektif yang tegas.
“Kami minta pemerintah jangan hanya sibuk mengklarifikasi atau membuat pembenaran yang tidak menyentuh akar masalah. Ini persoalan serius dan perlu ditanggapi dengan langkah nyata,” tutup Hamdi.
Hingga saat ini, pihak SPPG maupun pemerintah daerah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tudingan tersebut. Namun tekanan dari elemen mahasiswa dan masyarakat terus menguat, menuntut transparansi dan akuntabilitas atas insiden makanan basi yang kembali terjadi.***