BULUKUMBA, SULSELLIMA.COM - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bulukumba menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 dengan penuh khidmat, Senin pagi (2/6). Upacara yang berlangsung di Lapangan Tenis Lapas tersebut mengangkat tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, menegaskan semangat lembaga ini dalam menanamkan nilai-nilai dasar negara, tak terkecuali di lingkungan pemasyarakatan.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib, Nur Ansyar, membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dalam pidato tersebut, disampaikan bahwa Pancasila merupakan fondasi negara sekaligus panduan hidup berbangsa yang harus terus dijaga, diamalkan, dan diwariskan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya para warga binaan dan aparatur Lapas.
“Peringatan ini bukan hanya rutinitas seremonial. Ia adalah panggilan untuk merenungkan dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap sila Pancasila,” tegas Nur Ansyar di hadapan peserta upacara.
Ia menambahkan bahwa internalisasi Pancasila di lingkungan pemasyarakatan sangat krusial sebagai bagian dari pembinaan karakter, agar warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan jati diri yang kuat dan berlandaskan semangat kebangsaan.
Upacara diikuti oleh seluruh pejabat struktural, staf Lapas, dan perwakilan warga binaan. Suasana berlangsung hening dan penuh hormat, mencerminkan kekhidmatan dalam memperingati hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Tema yang diangkat tahun ini dianggap relevan dengan tantangan zaman. Dalam pernyataan resmi, pihak Lapas menyebut bahwa mereka berkomitmen untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan utama dalam seluruh proses pembinaan. Tak hanya berhenti pada kegiatan seremonial, Lapas Kelas IIA Bulukumba juga menjalankan berbagai program yang menanamkan nilai gotong royong, persatuan, keadilan, dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari para warga binaan.
“Kami ingin menjadi garda terdepan dalam penguatan ideologi negara, karena pembinaan yang sukses bukan hanya soal disiplin, tapi juga membangun kesadaran kebangsaan,” ungkap salah satu pejabat Lapas dalam kesempatan terpisah.
Dengan pelaksanaan upacara ini, diharapkan semangat Pancasila tidak hanya hidup dalam teks dan simbol, melainkan juga menyatu dalam perilaku, sikap, dan pandangan hidup setiap individu di balik tembok pemasyarakatan. Sebuah langkah kecil yang diyakini mampu berkontribusi pada cita-cita besar: Indonesia Raya yang berdaulat, adil, dan makmur.***