JAKARTA, SULSELLIMA.com- Pasukan militer Myanmar kembali menggunakan kekerasan mematikan terhadap rakyatnya sendiri. Setidaknya sembilan orang penentang kudeta 1 Februari dikabarkan tewas, Jumat (19/3/2021).
Aparat keamanan pun semakin brutal menindak para demonstran. Para Militer Myanmar gunakan taktik perang, menembakkan langsung peluru tajam ke pengunjuk rasa. Seorang pria muda ditembak dan dibunuh di salah satu lingkungan paling bergolak di kota utama Yangon.
Media lokal melaporkan, korban tewas sejak kudeta 1 Februari menjadi 238 orang. Selain korban tewas, sedikitnya sudah ada 2.400 lebih orang yang ditahan Junta militer Myanmar.
Gelombang protes dan tekanan internasional meningkat terhadap junta militer Myanmar untuk menghentikan penindasannya terhadap pendukung demokrasi. Sejumlah negara Asia bergabung dengan negara-negara Barat dalam mengutuk kekuatan mematikan.
Analis temukan bukti para Jenderal Myanmar terinspirasi dari Kudeta Suharto. Nehginpao Kipgen, Direktur Eksekutif di Pusat Kajian Asia Tenggara, Sekolah Urusan Internasional Jindal, India menuturkan bahwa para jenderal Myanmar mungkin telah terinspirasi oleh kudeta Suharto untuk menggulingkan musuh politik yang kuat di tahun 1960-an. Tetapi, dia menyebut, seharusnya Myanmar melihat transisi demokrasi Indonesia.
Meski militer Myanmar mungkin terinspirasi oleh bara api rezim Orde Baru di Indonesia, mereka gagal menyerap pelajaran dari transisi demokrasi Indonesia,"ucap Nehginpao, seperti dilansir Channel News Asia.
Sementara itu, Malaysia mendukung seruan Presiden Joko Widodo untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat ASEAN guna mengatasi situasi di Myanmar yang terus memprihatinkan sejak kudeta pada Februari lalu.
Melalui pernyataan pada Jumat (22/3/2021), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa penggunaan kekerasan yang terus-menerus terhadap warga sipil di Myanmar tidak bisa diterima.
Muhyiddin mengutarakan pernyataan itu setelah Jokowi menyatakan akan segera menghubungi Sultan Brunei selaku Ketua ASEAN tahun ini untuk menggelar rapat darurat soal krisis di Myanmar.
Dalam video di Istana Bogor yang dirilis melalui YouTube Setpres, Jokowi mendesak militer Myanmar berhenti menggunakan kekerasan dalam menghadapi demonstran anti-kudeta.
"Saya akan segera menelepon Sultan Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN untuk sesegera mungkin menggelar KTT ASEAN untuk mendiskusikan krisis politik di Myanmar," kata Jokowi.
Report : Andi Ross
Editor : Redaksi 1