SULSELLIMA.Com | Aktual - Objektif - Berimbang Legenda Dewa Siwa dan Erupsi Gunung Semeru, Seperti Ini Kisahnya - SULSELLIMA.COM

Legenda Dewa Siwa dan Erupsi Gunung Semeru, Seperti Ini Kisahnya

Erupsi Gunung Semeru ||

JAKARTA
, SULSELLIMA.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut curah hujan tinggi diduga menjadi penyebab Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Sabtu (4/12/2021).

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono mengatakan bahwa curah hujan diduga menjadi penyebab erupsi Gunung Semeru, sehingga membuat endapan lava menjadi tidak stabil akhirnya meletus pada Sabtu kemarin, (4/12/201).

Terkait ketidakstabilan endapan atau lidah lava yang mungkin disebabkan curah hujan tinggi, sehingga memicu lava yang ada di sana erupsi atau terjadi guguran awan panas,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (5/12/2021).

Gunung Semeru ternyata menyimpan legenda serta misteri yang kisahnya ada sejak beberapa abad yang lalu, dan hingga sekarang cerita itu masih melekat di masyarakat khususnya di Jawa timur.

Cerita legenda itu dikutip dari kitab kuno abad 15 yang mengisahkan bahwa, dahulunya Pulau Jawa ini kondisinya masih belum stabil, terombang-ambing kesana kemari karena terbawa oleh ombak. Lantas, pada suatu hari, datanglah seorang Dewa beranama Sang Hyang Siwa (Siwa) ke Pulau Jawa.

Melihat kondisi Pulau Jawa yang seperti itu, akhirnya diputuskan untuk memangku pulau ini. Dipindahkanlah sebuah gunung dari India. Dewa yang membawa gunung ini pindah hingga ke Jawa adalah Dewa Wisnu dan Dewa Barahma.

Dewa Wisnu berubah menjadi kura-kura, dan lantas membawa gunung di atas punggungnya. Sementara Dewa Brahma berubah menjadi seokor ular panjang nan besar, dan lantas melilitkan badanya ke tubuh kura-kura dengan fungsi sebagai tali agar gunung yang dibawa oleh kura-kura tidak jatuh.

Benar saja, hanya sekejap gunung itu telah berpindah ke Pulau Jawa. Namun, lantaran gunung ini sangat berat, sampai-sampai membuat Pulau Jawa miring ke selatan. Akhirnya, para Dewa pun memutuskan untuk memotong atasnya dan menaruhnya di ujung barat pulau Jawa.

Ceceran dari potongan Gunung Semeru itu membuat beberapa gunung yang ada di sekitarnya. Dan penggalan dari gunung semeru, sekarang dikenal dengan Gunung Pawitra atau Gunung Penanggungan. Dan sampai sekarang orang Hindu percaya bahwa gunung ini merupakan tempat kediaman Dewata, Hyang, makhlus halus.

Gunung Semeru juga menyimpan cerita misteri serta memiliki beberapa tempat angker. Kisah misteri itu, diantaranya:

Arcopolo, biasanya tempat ini merupakan tempat favorit para pendaki untuk beristirahat. Karena memiliki tanah yang datar serta luas. Konon ceritanya, di sini ada dua arca prajurti Majapahit dan ukurannya sangat kecil. Namun, hal ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu.

Sementara di Kawasa Kelik, terdapat cerita horor yang mengatakan bahwa di Kawasan ini ada makhlus halus yang menyerupai binatang. Dan tempat ini banyak batu yang menuliskan kenangan orang-orang yang meninggal saat mendaki Gunung Semeru. Salah satunya Soe Hok Gie.

Ranu Kumbolo, di balik keindahan ranu ini, ada cerita horor sesosok makhlus halus yang menjelma menjadi emas. Sehingga muncul larangan untuk melakukan aktivitas pemancingan di tempat ini.

Kali Mati, beberapa waktu lalu ada cerita seorang pendaki yang pingsan dan hampir mati, lalu ia merasa ada sesosok makhluk ghaib yang memeluknya. Lantas ia tersadar dan bugar kembali.

Puncak Mahameru, dipercaya masyarakat bahwa tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para Dewa.

Kisah Mbah Dipo, merupakan seorang juru kunci Gunung Semeru yang mengabdikan hidupnya hingga akhir hayat. Ada kisah dari Mbah Dipo yang berpesan bahwa, jika Gunung Semeru meletus, beralihlah kea rah sungai, jangan sampai menuju kea rah Gunung Sawur.

Pakunya Pulau Jawa, dipercaya masyarakat bahwa Gunung Semeru ini merupakan penyeimbang agar Pulau Jawa tidak terombang-ambing.

Melansir dari berbagai sumber, tercatat bahwa pendaki pertama yang melakukan aktivitas pendakian di Gunung Semeru ini adalah Clignet dan Winny Brigita pada tahun 1838, ia merupakan seorang ahli geogologi berkebangsaan belanda. Dan hingga sekarang sudah banyak orang yang melakukan pendakian di Gunung Semeru ini.


Writer : (Andi Ross Are)

Tags :

bm
Redaksi by: SULSELLIMA

Pemasangan Iklan/ Kerjasama/ Penawaran Event; Proposal dapat dikirim ke Email : sulsellima@gmail.com