Sebagai tuan rumah, Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf menyempatkan diri menjamu para peserta VKN di pelataran Tanjung Bira, Rabu 13 April 2022 malam. Diiringi suara ombak pantai Tanjung Bira, Andi Utta sapaan akrabnya menyumbangkan beberapa lagu untuk menghibur para peserta yang seharian berada di lokasi kunjungan, salah satunya di kawasan Adat Ammato Kajang.
Di sela ia bernyanyi, Andi Utta juga berbagi pengalaman dengan para tamunya tersebut. Dengan setelan santai memakai topi hitam, Andi Utta bercerita pengalamannya memenangkan Pilkada 2020 serta pengalamannya sebagai pengusaha selama 35 tahun lebih.
Andi Utta mengaku, selain program unggulan yang ditawarkan, salah satu faktor pendukung ia mampu meraih simpati masyarakat dalam Pilkada yang lalu karena kemampuannya bernyanyi di setiap kesempatan pertemuan atau sosialisasi. Faktor ini juga yang membuat dirinya lebih enjoy menghadapi Pilkada, dimana saat itu hasil surveinya semakin menanjak naik sebelum hari pencoblosan.
“Jadi, selama tiga bulan lebih, saya harus ngamen, menyumbangkan lagu di setiap kesempatan,” ungkapnya.
Di era pemerintahannya, ia berupaya menumbuhkan kembali perekonomian daerah melalui berbagai programnya, apalagi pasca pandemi Covid-19. Andi Utta mengatakan, pengalaman menunjukkan bahwa sebuah daerah ekonominya tidak bagus, maka dipastikan keamanan dan ketertiban masyarakatnya juga amburadul.
“Namun sebaliknya, jika ekonomi daerah bagus, maka angka kriminal juga bisa dikendalikan,” tambahnya lagi.
Pada kesempatan tersebut, Ia juga berbicara tentang kondisi ekonomi negara secara umum. Andi Utta menjelaskan program-program sektor pertanian dan perikanan yang diharapkan dapat memperbaiki ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, misalnya melalui program unggulan Gerakan 1000 Rumpon dan pengadaan bibit unggul.
Program ini tercetus dari pengalamannya mengunjungi berbagai wilayah, terutama di negara Asia lainnya yang memaksimalkan potensi lahan pertanian dan kelautaannya, sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan warga negara tersebut jauh lebih baik dan maju.
Menurutnya, salah satu kendala dari sistem di negara ini yang membuat sektor kelautan tidak bisa dimaksimalkan adalah tidak adanya dukungan pembiayaan dari negara atau perbankan untuk investasi masyarakat dalam hal ini para nelayan di sektor kelautan.
“Untuk mendapatkan modal usaha di sektor kelautan, perbankan mensyaratkan jaminan asset seperti tanah. Sementara kebanyakan nelayan kita tidak memiliki asset tanah yang cukup untuk dijadikan jaminan,” terangnya.
Sebelum ramah tamah selesai, semua peserta VKN dibagikan souvenir khas Bulukumba berupa tas yang terbuat dari daun lontar produksi UKM Atap Konjo Bontotiro.***