<
BREAKING NEWS

Dari Ombak Bonerate ke Samudera Ilmu – Kisah Tiara dan Rizki Membawa Harapan Pulang ke Selayar

SULSELLIMA.COM – Di ujung selatan Kabupaten Kepulauan Selayar, Pulau Bonerate berdiri dikelilingi samudera biru. Ombaknya bukan sekadar bunyi alam, melainkan guru kehidupan—mengajarkan ketabahan, menguji kesabaran, dan membentuk jiwa para penghuninya.


Di pulau kecil ini, Tiara—remaja 16 tahun—tumbuh dalam kehidupan yang keras. Sejak usia tiga tahun, kedua orang tuanya berpisah. Ia tinggal bersama ibunya di rumah sederhana di atas tanah perkebunan desa, tanah yang sewaktu-waktu bisa hilang dari genggaman.

Sejak kelas lima SD, Tiara telah menjadi “anak laut”. Siang malam ia mendayung sampan kecil, memancing di laut dalam, menyelam dengan kacamata kayu buatan tangan. Kadang ia berburu ikan dengan tombak dan senter di kepala—semua demi beras di meja makan, demi lauk untuk sang ibu yang mulai renta.

Laut memberinya penghidupan, tapi juga ancaman. Karang dan tiram tajam, hewan laut berbisa, hingga pari yang berbahaya. Namun Tiara tahu, jika ia berhenti, dapur mereka akan sunyi.

Tak jauh dari rumahnya, ada Rizki. Pemuda ini sempat putus sekolah, mengikuti ayahnya melaut berhari-hari. Ia tahu kerasnya hidup di atas perahu—menantang ombak tanpa jaminan pulang membawa hasil. Dari situlah ia sadar, tanpa pendidikan, masa depan hanya akan terapung. Ia pun kembali ke bangku SMP, memulai dari awal, meski teman-teman sebayanya hampir lulus SMA.

Hari ini, Tiara dan Rizki berhasil menaklukkan “ombak besar” dalam hidup mereka. Bersama 14 anak Selayar lainnya, mereka diterima di Sekolah Rakyat BPSDM Makassar. Mereka meninggalkan kampung halaman, membawa nama Bonerate, membawa harapan keluarga, dan mimpi seluruh anak pulau.

Saat penyambutan, Prof. Dr. Muhammad Jufri menyapa mereka dengan bahasa daerah Selayar: “Nakke to Silajara’a to Jampea ri mangatti” — “Saya orang Selayar dari Mangarti Pulau Jampea”. Ucapan itu membuat mata mereka berkaca-kaca. Rasa bangga bercampur haru, memantik semangat baru.

Kisah Tiara dan Rizki menjadi pengingat bahwa laut memang memberi makan, tetapi pendidikan memberi masa depan. Dukungan bagi anak-anak pulau menjadi kunci agar mimpi mereka tak tenggelam.

Suatu hari, mereka akan pulang. Bukan sekadar membawa ijazah, tapi cahaya perubahan untuk Bonerate dan Selayar.***

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image