<
BREAKING NEWS

Tragis, Pemuda Rajuni Selayar Tewas Diduga Akibat Bom Ikan Saat Menyelam

Foto : Ilustrasi
SELAYAR, SULSELLIMA.COM -  Seorang pemuda asal Dusun Rajuni Lau, Desa Rajuni, Kecamatan Takabonerate, Kepulauan Selayar, dilaporkan meninggal dunia akibat diduga menjadi korban aktivitas pemboman ikan saat menyelam menggunakan kompresor rakitan.


Korban diketahui bernama Faidil, berusia sekitar 20 tahun, anak dari Mustar, warga setempat. Kejadian memilukan itu terjadi pada Kamis malam (9 Oktober 2025), ketika korban menyelam untuk mengambil hasil bom ikan di perairan setempat.

Menurut informasi yang dihimpun dari beberapa sumber, Faidil sebelumnya sempat mengikuti pertandingan sepak bola antar desa di Pulau Jinato pada Kamis pagi.

“Ia sempat main bola siang hari di Jinato, sorenya langsung berangkat menyelam karena dapat informasi melalui telepon bahwa ikan sedang naik di lokasi kejadian,” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Faidil disebut bukan pelaku utama pemboman ikan, melainkan hanya diminta membantu menyelam dan mengambil ikan hasil bom oleh beberapa orang, Selama ini, korban dikenal sebagai nelayan cumi dan pencari gurita, bukan pelaku pemboman.

 “Faidil hanya disuruh menyelam untuk ambil ikan. Dia meninggal karena keracunan atau dekompresi akibat penggunaan kompresor rakitan dari tabung gas elpiji,” tambah sumber tersebut.

Korban diketahui telah berkeluarga dan memiliki satu anak berusia dua tahun. Ia juga merupakan keponakan dari Kepala Desa Rajuni, Jenazahnya telah dimakamkan keesokan harinya, Jumat (10 Oktober 2025), di pemakaman umum Dusun Rajuni Lau.

Pihak keluarga meminta agar Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP Didid Imawan, S.I.K., mengusut tuntas penyebab kematian korban serta menindak pihak-pihak yang terlibat, termasuk penyedia kompresor dan orang yang mengajak korban menyelam.

 “Kami berharap Kapolres menyelidiki siapa yang menyebabkan korban meninggal dan siapa penyedia kompresor tersebut,” tegas sumber keluarga.

Sementara itu, Babinsa Desa Rajuni, Serda A. Kadir, saat dikonfirmasi pada Senin (13 Oktober) membenarkan adanya kejadian tersebut. “Iya, benar ada korban di Desa Rajuni,” jawabnya singkat.

Dilansir dari media Mitrasulawesi.com bahwa di sejumlah titik "taka" (hamparan terumbu karang) di kawasan Takabonerate, aktivitas pemboman ikan diduga masih marak, khususnya pada malam hari. Modus yang digunakan pelaku adalah menarik ikan dari kedalaman menggunakan lampu, kemudian menggiringnya ke perairan dangkal sebelum melemparkan bom.

Selain membahayakan lingkungan laut, praktik ini juga terbukti mematikan. Belum lama ini, dilaporkan adanya korban lain akibat bom ikan, namun informasinya tertutup rapat.

Salah satu lokasi yang diduga menjadi sasaran pemboman adalah Taka Matongkoang. Ketegangan meningkat ketika petugas patroli mencoba mendekati lokasi, bahkan sempat terjadi kejar-kejaran antara aparat dan pelaku. Ironisnya, pelaku tak segan mengancam melempar bom ke arah petugas.

Dalam insiden sebelumnya, kapal patroli sempat diserempet oleh empat perahu (jolor) milik pelaku, dengan tujuan menghalangi petugas mencapai lokasi pemboman.

Meninggalnya Faidil kembali membuka luka dan kekhawatiran masyarakat pesisir akan bahaya laten bom ikan, baik terhadap keselamatan manusia maupun kerusakan ekosistem laut.

Masyarakat berharap aparat kepolisian dan pemerintah daerah tidak hanya menyelidiki kasus Faidil, tetapi juga memperketat pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik pemboman ikan yang hingga kini masih terus terjadi.***

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image