Sebanyak 280 santri dan santriwati menjadi peserta wisuda penamatan Alquran untuk tahun ajaran 2019/2020. Ketua DPK BKPRMI Kajang H. Arifuddin menyebut peserta wisuda berasal dari 90 unit TPA yang tersebar di Kecamatan Kajang. “Dari 90 unit TPA tersebut dibina oleh pembina kurang lebih 388 orang, atau 3 sampai 4 orang pembina setiap TPA,” ungkap Arifuddin.
Dikatakannya, pelaksanaan wisuda secara massal di Kecamatan Kajang, untuk pertama kalinya dimulai sejak tahun 2002 pada masa kepemimpinan Bupati Andi Patabai Pabokori. Saat itu hampir 600 santri dan santriwati yang diwisuda. Pada masa itu ia juga menyebut jika pihaknya memperjuangkan agar guru TKA/TPA menjadi honorer Pemda dan 3 tahun kemudian sebanyak 160 guru honerer TPA diangkat menjadi PNS.
Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto mengapresiasi kegiatan wisuda TKA/TPA yang dilaksanakan setiap tahunnya. Menurutnya kegiatan seperti ini sangat baik untuk memastikan bahwa generasi muda Bulukumba, khususnya generasi muda di Kecamatan Kajang unggul sumber daya manusianya, bukan hanya kecerdasan intelektualnya saja, akan tetapi juga terpenuhi kecerdasan spritualnya melalui kemampuan baca tulis Aquran.
Untuk itu Pemerintah Daerah kata Tomy senantiasa memastikan kerja-kerja dari rekan-rekan BKPRMI terus kita galang dan perkuat di masa-masa mendatang. Begitu pula kepastian insentif yang diterima para pembina TPA akan menjadi perhatian pemerintah daerah. Meski demikian, Tomy berharap orang tua santri tetap memberikan bantuan atau sumbangan ke TPA sesuai kemampuan masing-masing.
Pihaknya, kata Tomy mendorong skema insentif guru TPA dibiayai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) ditambah dengan anggaran dari Pemerintah Daerah. “Jadi misalnya setiap desa mengalokasikan ADDnya sebanyak 200 ribu per guru TPA dan kemudian ditambah 300 ribu dari pemerintah daerah,” ungkap Tomy Satria Yulianto.
Selain itu, sebagai reward atau penghargaan kepada para guru TKA/TPA, Tomy menyampaikan bahwa melalui BKPRMI, para guru TPA akan dipilih 4 orang setiap tahunnya untuk diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah menunaikan ibadah umrah. Adapun kriteria dan mekanisme pemilihannya akan diatur oleh BKPRMI sendiri.
“Namun paling tidak, dengan diberangkatkannya 4 orang guru TPA menunaikan umrah setiap tahunnya, akan menjadi penyemangat bagi guru-guru TPA kita untuk mengabdi sehingga anak-anak kita juga tidak jauh dari kegiatan-kegiatan agama di Kabupaten Bulukumba,” pinta Tomy Satria.
Dia berharap pengabdian para guru TPA terus dilanjutkan oleh para orang tua setelah anaknya diwisuda. Jangan sampai kata Tomy, karena sudah dianggap khatam Alquran, sehingga anak-anaknya tidak lagi diajarkan Alquran.
“Jadi pendidikan Alquran itu tidak berhenti setelah wisuda ini. Baca Alqurannya tetap dilanjutkan di rumah. Semoga di masa mendatang, Bulukumba terbebas dari buta huruf baca tulis Alquran,” tambahnya.
Turut hadir dalam kegiatan wisuda TPA Kecamatan Kajang, Ketua BKPRMI Bulukumba Umar Tawakkal, Sekcam Kajang, Supratman, serta para orang tua wali santri dan santriwati. (*)