Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB Luqman Hakim |
Setelah menanggapi seruan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 sudah melelahkan. Ia tidak ingin ditambah masalah dengan kepentingan politik untuk menambah popularitas.
"Jangan ada kebijakan yang tumpang tindih. Contoh, Presiden Jokowi tegaskan kebijakan vaksinasi gratis untuk masyarakat. Tetapi Kemenkes bikin peraturan nomor 19 tahun 2021 yang menetapkan skema vaksinasi individu berbayar. Ini kan bikin kacau. Jadi, kekompakan ini harus dimulai level kebijakan pemerintah. Jika kebijakan pemerintah clear, masyarakat akan memiliki keyakinan bahwa tidak ada pihak-pihak yang menggunakan kewenangannya untuk mencari keuntungan finansial dan pencarian popularitas dalam penanganan pandemi Covid-19,"ucap Luqman kepada wartawan Kamis, (15/7/202).
Politikus PKB Luqman Hakim mengatakan tidak tahu apa yang dimaksud Luhut kepentingan politik yang menambah masalah. Namun, ia mengingatkan pemerintah harus mau menerima masukan dan kritik dari berbagai kalangan.
"Saya tidak tahu persis apa maksud Pak Luhut dengan kepentingan politik yang menambahi masalah dalam penanganan pandemi Covid-19. Kalau saran, masukan dan kritik dari berbagai kalangan untuk menyempurnakan kebijakan dan pelaksanaan penanganan covid-19, tentu bukan masalah, justru malah dibutuhkan pemerintah," ucap Luqman.
"Saya kira maksud Pak Luhut bukan tidak boleh ada kritik. Karena Presiden Jokowi sendiri dalam berbagai kesempatan meminta masyarakat memberikan kritik keras kepada pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah," lanjutnya.
Namun, Luqman sepakat dengan pernyataan Luhut bahwa semua pihak sudah lelah menangani pandemi Covid-19.
"Saya juga merasakan kelelahan yang dibilang Pak Luhut itu. Kita semua lelah. Pemerintah lelah. DPR lelah. Masyarakat lelah. TNI dan Polri lelah. Tenaga-tenaga kesehatan jauh lebih lelah. Pengusaha dan kelas menengah juga mulai kehabisan energi bertahan menghadapi krisis kesehatan ini," tegasnya.(Andi Ross Are)