BULUKUMBA, SULSELLIMA.COM - Sepak bola dinobatkan sebagai olahraga terpopuler di dunia berdasarkan rilis World Atlas tahun 2022. Tercatat sekitar 4 miliar penggemar tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia yang menempati peringkat kedua sebagai negara dengan penduduk paling menggemari sepak bola, berdasarkan survei Nielsen Sport. Sebanyak 77% masyarakat Indonesia menyatakan memiliki ketertarikan terhadap olahraga ini, hanya kalah dari Nigeria di posisi pertama.
Melihat potensi tersebut, sepak bola tak lagi sekadar menjadi permainan, melainkan telah berkembang menjadi industri olahraga yang memiliki dampak ekonomi signifikan. Dari turnamen antar kampung hingga kompetisi profesional, antusiasme masyarakat senantiasa tinggi dalam mendukung tim kesayangan mereka.
Kabupaten Bulukumba juga memiliki basis pendukung sepak bola yang besar. Dari 437.610 jiwa penduduk, diperkirakan lebih dari 70% adalah penggemar sepak bola. Hal ini menjadi indikator penting perlunya pembinaan dan kompetisi sepak bola yang terstruktur dan berkelanjutan.
CEO LPI Bulukumba, Saiful Alief Subarkah, menyampaikan bahwa pembinaan usia muda dan kompetisi berjenjang seharusnya berjalan beriringan dengan tata kelola profesional demi peningkatan kualitas pemain.
“Pembinaan usia muda dan kompetisi berjenjang harus ditopang dengan manajemen yang baik serta dukungan seluruh pihak yang peduli terhadap sepak bola,” ujarnya.
Penyelenggaraan Liga Pelajar tingkat SMP dan SMA, serta kompetisi kelompok umur seperti Sekolah Sepak Bola (SSB), disebutnya sebagai momentum strategis dalam membina dan menyeleksi talenta muda.
Ia memaparkan bahwa pembinaan ideal dimulai sejak usia dini (U-10) dengan fokus pada keterampilan dasar. Memasuki usia remaja (U-12 hingga U-17), pembinaan harus mencakup aspek teknis, taktik, fisik, mental, dan psikologis.
Selain pembinaan, SAS—sapaan akrab Saiful—juga menekankan pentingnya kompetisi reguler dan berkelanjutan.
“Kompetisi yang konsisten akan memberi ruang kepada pemain muda untuk terus mengasah kemampuan. Turnamen yang bersifat insidental hanya memberikan peluang bermain yang terbatas,” katanya
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah hingga PSSI, dalam menyusun strategi pembinaan yang sinkron dan terarah.
Momentum pelantikan pengurus Askab PSSI Bulukumba periode 2025–2029 diharapkan menjadi titik balik kebangkitan sepak bola di Butta Panrita Lopi, khususnya dalam hal pembinaan usia muda dan penguatan kompetisi.
Menurutnya, tantangan harus dilihat sebagai peluang untuk berkembang. Dibutuhkan keberanian untuk berinovasi, berpikir di luar kotak, serta membangun lingkungan kolaboratif yang menumbuhkan motivasi dan kepercayaan dalam membangun prestasi sepak bola daerah.
“Sepak bola menyatukan kita. Jayalah selalu sepak bola Bulukumba untuk prestasi! Dikerja, bukan dicerita,” pungkasnya.
Penulis : Saiful Alief Subarkah
Competition Director LPI 2023–2024
Anggota Komite Pembinaan Usia Dini dan SSB Askab PSSI Bulukumba