Pengungsi Rohingya |
SULSELLIMA.com - Gelombang kedatangan para pengungsi yang mencari suaka secara ilegal akhir tahun 2023 hingga Februari ini, cukup menghentakkan Indonesia hingga mata dunia. Perahu-perahu yang mengangkut pengungsi, mengusik sisi kemanusiaan seluruh mata dunia dan Indonesia.
Namun, ketika gelombang kedatangan pengungsi tersebut menuju sebagian besar wilayah pesisir Indonesia seperti Aceh, Riau, Sumatera Utara, dan beberapa titik lainnya, mulai membuat resah hingga menjadi gejolak di lingkungan masyarakat setempat.
Semua pihak berjaga-jaga, demi menegakkan Hak Asasi Manusia di dunia, namun di satu sisi juga Indonesia pun sebagai negara dengan kedaulatannya.
Tidak mau memiliki citra negatif di mata dunia, dalam menangani para pengungsi/pencari suaka ilegal tersebut, apalagi menjelang pelaksanaan momentum terbesar lima tahunan di Indonesia, Pemilihan Umum serentak.
Seluruh elemen bersinergi mengamankan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 yang aman, damai dan kondusif, termasuk dari citra negatif pelanggaran HAM di dunia.
Hal itulah yang mendorong, sosok Alfian, sebagai salah satu koordinator security provider, yang telah bekerja sama dengan pelbagai pihak salah termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, Badan Penanggulangan Pencari Suaka Internasional (UNHCR) serta TNI dan Polri.
Dengan kaki-kaki yang luas melalui security provider, melibatkan masyarakat lokal, sosok ini berhasil mendukung pemerintahan daerah dan Polri serta TNI, untuk menjaga keberlangsungan keamanan para pencari suaka illegal di wilayah Aceh selama perhelatan Pemilu Serentak tanggal 14 Februari lalu.
“Saya meminta seluruh anggota saya di wilayah untuk menjaga kenetralan para pencari suaka dari isu politisasi yang hendak berkampanye di wilayah camp pengungsian seperti Aceh Utara, Pidie, Aceh Besar, Aceh Timur dan Lhoksumawe”ujarnya kepada wartawan di Banda Aceh.
Batasan-batasan yang diberikannya melalui para anggotanya di titik pengungsian itu dilakukan demi mengamankan para pengungsi Rohingya dari kesalahpahaman yang mungkin saja terjadi, ketika proses tahapan Pemilu 14 Februari itu berlangsung, yang dapat dilakukan oleh oknum-oknum caleg atau paslon guna mendulang suara.
Hal itu terbukti ketika Aceh mampu menyelenggarakan Pemilu Serentak yang aman, damai dan kondusif pada Rabu lalu.
Peran kuat Polri beserta jajaran TNI kewilayahan didukung partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat termasuk organisasi tempat Alfian itu bekerja, telah berhasil menjaga kenetralitasan pemanfaatan isu Rohingya sebagai dalil mendulang suara di Aceh dan dunia. ***